CIANJUR, – Pembangunan jalan cor beton bantuan provinsi (Banprov) di wilayah Kecamatan Campaka, menuai dua versi penjelasan. Pemerintah Desa (Pemdes) secara tegas membantah isu bahwa proyek tersebut menggunakan dana talang lebih dulu.
Menurut Kepala Desa ( S ), dalam pernyataannya pada (21/10/2025), ketika di tanya melalui sambungan telepon ia menegaskan bahwa pengerjaan jalan cor beton sepenuhnya menggunakan anggaran bantuan provinsi tahun 2025 yang nilainya mencapai Rp 97.000.000.
“Saya tegaskan, tidak benar bahwa pengerjaan jalan ini menggunakan dana talang. Anggaran sebesar Rp 97.000.000 itu murni dari bantuan provinsi untuk tahun 2025,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proyek yang membangun jalan sepanjang 121 meter dengan lebar 3 meter itu adalah bentuk realisasi bantuan pemerintah provinsi untuk masyarakat.
Namun, bantahan dari pihak desa tersebut berbanding terbalik dengan fakta di lapangan dan keterangan dari seorang sumber di lingkungan desa yang enggan disebutkan namanya.
Menurut sumber tersebut, fisik pengerjaan jalan telah selesai sejak awal September 2025. Sementara itu, pencairan dana bantuan provinsi (Banprov) untuk proyek tersebut justru baru di cairkan pada pertengahan Oktober 2025 sebesar 98.000.000.
Kronologi ini memunculkan pertanyaan tentang dari mana sumber dana yang digunakan untuk membiayai pengerjaan proyek yang telah selesai sebulan sebelum dana resmi turun. Praktik inilah yang di masyarakat umum dikenal sebagai “sistem dana talang”, di mana suatu pekerjaan dibiayai dengan dana lain sebelum dana anggaran resmi cair, jelas ini sudah menyalahi aturan bahwa pengerjaan jalan tersebut tidak boleh menggunakan dana talang.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi lebih lanjut dari Pemerintah Desa mengenai kesenjangan waktu antara tanggal penyelesaian fisik proyek dan pencairan dana tersebut. Masyarakat pun menanti kejelasan dan transparansi atas pengelolaan anggaran pembangunan di daerah mereka.
Nang