BSMoBSMlBSYlTpG8Tfd5TfM5BA==

Korban Kebakaran Truk Tangki BBM Pertamina di Cianjur Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Luka Bakar


CIANJUR,– Ripan Agustina (20), warga Cianjur yang menjadi korban kebakaran truk tangki BBM milik Pertamina, akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Selasa (4/11/2025) dini hari. Lelaki malang itu meninggal dunia selama perawatan intensif di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, setelah berjuang melawan luka bakar parah yang hampir meliputi seluruh tubuhnya.


Tragedi yang merenggut nyawa Ripan bermula pada Minggu (2/11/2025) di Kampung Jebrod, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku. Ripan, yang bekerja sebagai pegawai di salah satu toko kelontong, menjadi korban ketika api melalap truk tangki BBM. Saat berusaha menyelamatkan sepeda motornya, api tiba-tiba menyambar tubuhnya, mengakibatkan luka bakar yang mencapai sekitar 100 persen.


Korban kemudian segera dilarikan ke RSUD Sayang Cianjur sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina di Jakarta pada Minggu sore untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sayangnya, upaya medis terbaik yang diberikan tim dokter dari Pertamina tidak mampu mempertahankan nyawanya.


“Saya dihubungi pihak Pertamina sekitar pukul setengah empat subuh,” ujar Ayi, Ketua RT 003/RW 10, ketika dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut. Ayi membenarkan bahwa Ripan Agustina telah meninggal dunia.


Jenazah almarhumah Ripan Agustina telah disemayamkan dan dimakamkan. Proses pemakamannya dihadiri oleh perwakilan dari PT Pertamina Patra Niaga, Camat, serta tokoh masyarakat setempat.


Dalam pernyataannya, Susanto Satria, perwakilan manajemen PT Pertamina Patra Niaga, menyampaikan belasungkawa yang mendalam. “Atas nama manajemen direksi dan juga saya pribadi, kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya sahabat kita, rekan kita, Ripan Agustina,” ucap Satria.


Ia menjelaskan komitmen Pertamina dalam mendampingi korban sejak awal kejadian. “Kami telah merujuk almarhum ke Rumah Sakit Pusat Pertamina. Sejak awal, ketika masih di RSUD Sayang, kami sudah memantau kondisinya. Kami merujuk beliau ke Rumah Sakit Pertamina dan mendampingi setiap harinya dengan tim dokter kami. Namun, rupanya ada kehendak lain,” tuturnya dengan nada haru.


Satria memaparkan bahwa kondisi Ripan sempat memburuk pada malam sebelum meninggal. “Sekitar jam 11.00 malam kemarin, saya dikabari kondisinya agak ‘drop’. Segala upaya pengobatan dan penggunaan alat medis terbaik telah dilakukan semaksimal mungkin. Namun, sekitar jam tiga dini hari, Ripan menghembuskan napas terakhir,” jelasnya.


Kepergian Ripan Agustina meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Peristiwa ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan dalam pengangkutan bahan bakar serta respons cepat dan komprehensif dalam penanganan korban musibah.


Nang.

Type above and press Enter to search.