CIANJUR, – Hanya dalam hitungan hari, sebuah perubahan nyata nan mengharukan terjadi di Kampung Jamaras, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang. Sebuah rumah warga yang sebelumnya compang-camping, rusak, dan jauh dari kata layak huni, kini telah berdiri tegak sebagai hunian sederhana yang penuh kehangatan. Transformasi ini adalah buah nyata dari kepemimpinan yang tanggap dan semangat gotong royong yang masih hidup kukuh di tingkat desa.
Aksi cepat ini digerakkan langsung oleh Kepala Desa Sarampad, Dudu Abdurajab, S.IPM, setelah mendapat laporan mengenai kondisi memprihatinkan salah satu warganya. Tanpa ragu dan penundaan, pria yang akrab disapa Kang Dudu ini langsung turun tangan, mengkoordinir sumber daya yang ada.
"Tidak ada kata 'nanti' ketika hak dasar warga untuk berteduh terancam. Rumah adalah kebutuhan paling primer. Kewajiban kitalah, sebagai perangkat desa dan sesama warga, untuk segera bergerak. Ini adalah panggilan hati dan tanggung jawab sosial," tegas Kades Dudu dengan semangat yang membara, saat meninjau langsung proses pembangunan.
Mobilisasi massal pun terjadi. Para anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat) Desa Sarampad menjadi tulang punggung tenaga, dipadukan dengan sinergi solid pengurus RT 02/RW 08 dan puluhan warga lain yang rela menyisihkan waktu. Suasana lokasi pembangunan sejak pagi hingga sore hari bergema dengan semangat kebersamaan: suara ketokan palu, sorak-sorai saling menyemangati, dan senyum kepuasan melihat bangunan mulai berbentuk.
"Kekuatan kolaborasi inilah senjata ampuh kita. Pemerintah desa memfasilitasi dan memimpin, Linmas dan perangkat RT menggerakkan, warga bahu-membahu. Semua bergerak tanpa hitung-hitungan materi. Hasilnya mungkin bukan rumah mewah, tapi ini dibangun dengan kemewahan yang paling bernilai: ketulusan dan kebersamaan," ujar Kades Dudu, matanya berbinar melihat antusiasme warganya.
Rumah yang kini berdiri telah memenuhi standar layak huni minimal: kokoh, aman, dan mampu melindungi penghuninya dari terpaan cuaca. Bagi keluarga penerima manfaat, kejadian ini bagai mimpi yang menjadi kenyataan. Air mata haru dan ucapan syukur tak terbendung, menyaksikan lembaran baru kehidupan mereka dimulai, di atas fondasi kepedulian seluruh komunitas.
Aksi bakti sosial ini melampaui sekadar membangun empat dinding dan sebuah atap. Ini adalah aksi membangun harapan, memperkuat jalinan kemanusiaan, dan membuktikan bahwa efisiensi birokrasi tertinggi justru sering lahir dari kesederhanaan dan kedekatan di tingkat desa.
"Ini baru awal. Komitmen kami berkelanjutan. Ke depan, dengan pendataan yang lebih masif, kita akan terus prioritaskan bantuan bagi warga lain yang paling membutuhkan. Desa kita akan semakin tangguh karena kita tak pernah berhenti untuk saling menjaga," tandas Kades Dudu Abdurajab menutup perbincangan.
Kisah inspiratif dari Sarampad ini menjadi bukti tak terbantahkan: ketika kepemimpinan yang peka bersatu padu dengan energi kolektif masyarakat, setiap masalah, seberat apapun, bisa diatasi. Gotong royong bukan sekadar slogan, tapi masih menjadi napas yang menghidupkan dan menyelesaikan masalah di akar rumput.
Najib

