BSMoBSMlBSYlTpG8Tfd5TfM5BA==

Jemaat Ahmadiyah Indonesia Rayakan 100 Tahun dengan Bakti Sosial di Cianjur


CIANJUR, – Lebih dari sekadar gemuruh takbir dan lantunan doa, perayaan seabad Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JMAI) diwarnai geliat aksi sosial yang menyentuh hati. Dalam Jalsah Tasyakur ke-100 yang digelar selama tiga hari (5-7 Desember 2025) di Kampung Ciparay, Desa Salagedang, ratusan jemaat dari berbagai daerah menitikberatkan perayaan pada karya nyata untuk masyarakat sekitar.


Di antara hamparan sawah yang hijau, tenda-tenda didirikan bukan hanya untuk ibadah, tetapi menjadi pusat kegiatan kemanusiaan. Donor darah, program donor mata (kornea), serta penyaluran bantuan untuk lansia dan keluarga kurang mampu menjadi agenda utama, mengubah perayaan spiritual menjadi episentrum kepedulian.


"Perayaan 100 tahun ini adalah buah pembinaan. Semua aksi ini lahir dari internalisasi iman dan akhlak, agar setiap jemaat menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab dan bermanfaat di mana pun berada," tegas Ketua Panitia Jalsah Tasyakur ke-100, H. Asep Hisamudin, Sabtu (6/12/2025).


Unit donor darah mobile ramai didatangi relawan, baik dari internal jemaat maupun warga sekitar yang turut tergerak. Program donor mata menonjol sebagai bentuk visi kemanusiaan jangka panjang, memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan transplantasi kornea. Sementara itu, paket sembako dan bantuan langsung secara simbolis diserahkan kepada para lansia, menghangatkan suasana di tengah perayaan.


Dalam kesempatan itu, H. Asep juga menegaskan komitmen organisasinya pada negara. "Organisasi kita legal, taat, dan patuh kepada negara. Ini prinsip dasar kami dalam berkarya untuk bangsa dan agama," ujarnya, menekankan posisi JMAI dalam kehidupan berbangsa.


Perayaan yang ditutup pada Minggu (7/12) sore itu meninggalkan kesan mendalam bagi warga setempat. Bagi masyarakat Ciparay, kehadiran JMAI menjadi teladan nyata Islam yang ramah dan penuh aksi. Bagi para jemaat, momen seabad ini menjadi penguatan komitmen untuk senantiasa menyelaraskan penghambaan kepada Tuhan dengan pengabdian tanpa pamrih kepada sesama.


Jalsah Tasyakur ke-100 pun berakhir, namun pesannya terus bergema: rasa syukur tertinggi diwujudkan dalam langkah nyata, dari tetes darah yang disumbangkan hingga cahaya harapan yang dihadirkan bagi mereka yang membutuhkan. Sebuah perayaan usia yang tidak berhenti pada diri sendiri, tetapi melimpah keluar, menyebar manfaat bagi masyarakat luas.

Nang 

Type above and press Enter to search.