CIANJUR – Semangat merawat pendidikan dengan cinta dan menyongsong Indonesia maju bergema di Gedung PGRI Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Sabtu (27/12). Konferensi Cabang PGRI Sukaluyu Masa Bakti XXIII (2025-2030) resmi dibuka dengan mengusung tema "Merawat Semesta Dengan Cinta, Guru Bermutu Indonesia Maju, Guru Hebat Indonesia Hebat". Acara strategis ini dihadiri oleh pimpinan PGRI, Camat Sukaluyu, dan Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, menandai dimulainya periode kepengurusan baru.
Ketua PGRI Cianjur, Yusup Riyadi, S.Pd., MM, dalam sambutannya menegaskan bahwa konferensi ini merupakan agenda wajib organisasi. “Agendanya ada tiga: pertanggungjawaban pengurus masa bakti sebelumnya, penyusunan program kerja lima tahun ke depan, dan pemilihan pengurus baru,” ujarnya. Ia berharap program yang dihasilkan dapat dirasakan langsung oleh seluruh anggota PGRI, khususnya dalam mengantisipasi kemajuan teknologi digital. “Guru harus inovatif dan kreatif dalam mendidik, sehingga kualitas pendidikan di Cianjur terus meningkat,” tegas Yusup.
Kepala Bidang SD Disdikpora Cianjur, Arifin, S.Pd., M.Si., MH, memberikan arahan sekaligus penegasan penting. “Kita adalah pelayan masyarakat. BOS adalah milik rakyat, tidak boleh ada kekerasan fisik di sekolah, dan komunikasi dengan orang tua siswa harus intens,” pesannya. Arifin juga menekankan sikap humanis dan menjaga kekompakan serta marwah pendidikan. Terkait Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ia dengan tegas melarang sekolah memungut imbalan atau ‘ucapan terima kasih’ dari orang tua siswa saat pencairan dana PIP (Program Indonesia Pintar). “Biarkan masyarakat belajar mandiri. Jika ada penyimpangan, harus diselesaikan karena itu hak rakyat,” tegasnya.
Kabid SD tersebut juga menyampaikan kabar gembira tentang progres rehabilitasi sekolah. “Alhamdulillah, penyerapan dana untuk rehab ruang kelas, baik dari DAU maupun RAPID, sudah mendekati finishing sesuai target anggaran 2025. Untuk tahun 2026, perencanaan sudah disiapkan. Kami berharap kuota untuk Cianjur lebih banyak,” jelas Arifin. Ia mengingatkan, kunci keberlanjutan fasilitas adalah perawatan.
Sementara itu, Ketua Panitia Konferensi, Dedi Setia Muliadi, S.Pd., melaporkan bahwa sidang berjalan lancar. “Hari ini kita menyelesaikan tiga sidang pleno dan menuju sidang komisi untuk menyusun program kerja,” jelas Dedi. Proses pemilihan pengurus baru berlangsung demokratis dengan perwakilan dari 21 ranting. “Untuk formatur ada 8 calon, dan untuk anggota ada 18 calon. Total ada 50 suara yang hari ini akan ditentukan,” tambahnya. Dedi berharap kepengurusan baru dapat menjalankan amanah dengan baik sesuai program yang disusun.
Konferensi ini tidak hanya menjadi momen regenerasi organisasi, tetapi juga tonggak penting untuk menyusun roadmap pendidikan di Sukaluyu yang lebih adaptif, humanis, dan berorientasi pada kemajuan teknologi, demi mewujudkan cita-cita “Guru Hebat, Indonesia Hebat”. (Najib/AS)
