BANGKALAN, 21 Desember 2025. Matahari di ufuk Madura baru saja beranjak naik ketika aula SD Muhammadiyah 1 Bangkalan mulai dipadati oleh orang tua dan anak-anak. Ada gurat ketegangan di wajah bocah-bocah kecil itu, namun suasana hangat dan penuh kekeluargaan yang diciptakan panitia perlahan mencairkan suasana. Hari itu, Ahad , 21 Des 2025, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bangkalan menyelenggarakan hajat besar: Khitanan Massal Gratis.
Kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan kado khidmat dalam rangka menyemarakkan Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke-113. Dengan mengusung tema visioner "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua", PCM Bangkalan ingin menegaskan bahwa kehadiran Muhammadiyah harus menjadi oase bagi masyarakat di sekitarnya.
Keberhasilan sebuah acara sosial seringkali diukur dari seberapa besar dampaknya bagi warga. Ketua PCM Bangkalan, Drs. H. Moh. Syafii Irsyad, MPd., mengaku terkejut sekaligus bersyukur atas antusiasme warga Bangkalan. Kuota terpenuhi hanya dalam waktu tiga hari, bahkan overload.
"Awalnya, kami memprediksi dan membatasi kuota hanya untuk 100 anak. Namun, gelombang pendaftar terus mengalir hingga akhirnya kami memutuskan untuk mengakomodasi 108 anak. Ini adalah amanah sekaligus bukti bahwa masyarakat menaruh kepercayaan besar kepada Muhammadiyah," ujar di sela-sela peninjauan lokasi.
Bagi para orang tua, program ini adalah berkah di tengah situasi ekonomi yang menantang. Muhammadiyah memastikan bahwa setiap anak pulang dengan tangan penuh dan hati senang. Selain penanganan medis profesional dari tim dokter dan perawat, setiap peserta dibekali dengan paket "bingkisan kebahagiaan" yang terdiri dari sarung baru, susu kaleng, makanan bergizi, obat-obatan untuk pemulihan, hingga uang saku tunai sebesar 50 ribu rupiah.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua PDM Bangkalan Ir. Rik Suhadi, S. Th.I. Dalam pidato sambutannya yang menggugah, beliau menyampaikan apresiasi mendalam kepada kerja keras jajaran PCM Bangkalan yang mampu mengeksekusi kegiatan sosial sebesar ini dengan rapi.
Ia menekankan bahwa khitanan dalam Islam adalah jembatan menuju kedewasaan dan kesucian.
"Kegiatan ini bukan sekadar ritual keagamaan rutin. Ini adalah manifestasi nyata dari dakwah sosial Muhammadiyah. Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa kebersihan alat vital pria adalah bagian krusial dari sebuah kesucian dalam menjalankan syariat Islam, sekaligus upaya preventif dalam menjaga kesehatan jangka panjang generasi penerus kita," paparnya dengan tegas.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PDM Bangkalan. Sepanjang acara, ia nampak bercengkerama dengan para orang tua peserta, memberikan dukungan moral kepada anak-anak yang sedang menunggu giliran.
Ia menyatakan rasa bangga dan syukurnya atas sinergi yang tercipta. Baginya, melihat senyum anak-anak yang telah selesai dikhitan dan rasa lega di wajah para orang tua adalah pencapaian tertinggi dari sebuah pengabdian sosial. Acara ini menjadi bukti bahwa semangat al-Ma'un—semangat untuk membela dan membantu sesama, tetap menyala terang di tanah Madura.
Seiring berjalannya hari, satu persatu anak keluar dari ruang tindakan dengan kain sarung terikat di leher, sebuah simbol keberanian khas anak-anak Nusantara pasca-khitan. Melalui momen Milad ke-113 ini, PCM Bangkalan tidak hanya memberikan layanan medis gratis, tetapi juga menanamkan memori indah bagi 108 anak tentang kepedulian dan kebersamaan.
Muhammadiyah sekali lagi membuktikan bahwa kemakmuran bukan hanya soal angka di atas kertas, melainkan tentang bagaimana akses kesehatan dan kebahagiaan bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
Red

