CIANJUR, – Sebuah terobosan nyata untuk mendongkrak ekonomi dan ketahanan pangan lokal akhirnya dimulai. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Samarata Sarampad, Kecamatan Cugenang, meluncurkan Program Ketahanan Pangan Terpadu dengan investasi hampir Rp 300 juta, Minggu (7/12/2025). Program yang mengintegrasikan pertanian sayuran, peternakan ayam petelur, dan perikanan ini digadang-gadang bakal menciptakan siklus ekonomi berkelanjutan sekaligus menjamin pasokan pangan sehat dari desa untuk desa.
Acara yang mengusung semangat"Kolaborasi, Inovasi, dan Dedikasi Untuk Kemajuan Desa" itu bukan sekadar seremonial. Ditandai dengan penanaman perdana bibit cabai dan bawang daun serta peletakan batu pertama kandang ayam modern, kegiatan ini merupakan deklarasi komitmen membangun kemandirian dari akar rumput.
"Acara hari ini adalah titik awal komitmen nyata. Kami membangun ekosistem usaha di mana hasil satu sektor mendukung sektor lain, menciptakan rantai nilai yang solid di dalam desa sendiri," tegas Adi Mulyadi, Direktur BUMDes Samarata Sarampad, di hadapan seluruh perangkat desa dan tokoh masyarakat.
Program fase pertama ini dirancang dengan tiga pilar utama yang saling berkaitan:
1. Pertanian Intensif: Memanfaatkan lahan 4.000 m² untuk budidaya Bawang Daun dan Cabai Keriting bernilai tinggi.
2. Peternakan Modern: Membangun kandang seluas 108 m² untuk 500 ekor ayam petelur, yang telurnya akan menjadi sumber Pendapatan Asli Desa (PAD) yang kontinyu.
3. Diversifikasi Gizi: Membagikan 2 kuintal bibit lele kepada warga, sebagai upaya pemenuhan gizi keluarga dan stimulan budidaya mandiri.
Yang menarik, program ini dirancang dengan prinsip sirkular ekonomi sederhana. Kotoran ayam dari peternakan akan diolah menjadi pupuk organik untuk kebun sayur. Sementara, limbah sayuran yang tidak terjual dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif. Model ini diharapkan mampu menekan biaya operasional dan meningkatkan keberlanjutan.
Dukungan terhadap program senilai Rp 292.000.000 ini terlihat solid. Acara dihadiri oleh Sekretaris Desa Dadan Suhendi, Babinsa, Sekretaris BPD Firman Muhsin, Pendamping Desa serta seluruh Ketua RT/RW. "Sinergi ini kunci mutlak kesuksesan. Pemerintah desa berkomitmen penuh mendukung inovasi untuk memajukan Sarampad," ujar Dadan Suhendi.
Untuk memitigasi risiko, pendampingan teknis intensif akan diberikan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Cugenang, mencakup aspek budidaya, kesehatan ternak/ikan, hingga strategi pemasaran.
Sekretaris BPD, Firman Muhsin, menegaskan visi yang lebih besar. "Program ini harus menjadi pilot project yang sukses. Targetnya, selain menciptakan lapangan kerja, gerakan ini bisa jadi model inspiratif bagi desa lain di Cianjur dalam membangun ketahanan pangan yang mandiri," paparnya.
Dengan kolaborasi yang erat dan perencanaan matang,Program Ketahanan Pangan Terpadu BUMDes Samarata Sarampad tidak hanya berpotensi memenuhi piring warga dengan produk lokal, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi desa secara mandiri, dari hulu hingga hilir. Langkah strategis ini menjadi bukti bahwa kemandirian pangan dan ekonomi bisa dimulai dari desa dengan gotong royong dan inovasi yang tepat guna.
Najib

