CIANJUR, — Semangat belajar puluhan siswa di SMK Bina Karya Bangsa harus beradu dengan kondisi sarana dan prasarana sekolah yang memprihatinkan. Padahal, sekolah swasta yang berlokasi di Kampung Seuseupan, Desa Wangun Jaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini telah berdiri sejak 2015 dan telah meluluskan sembilan angkatan.
Ironisnya, hingga saat ini, sekolah tersebut belum pernah mendapatkan bantuan dana rehabilitasi dari pemerintah. Sekolah yang menjadi tumpuan pendidikan anak-anak warga sekitar ini seolah menjadi "anak tiri" dalam penyaluran bantuan. Fasilitas yang seadanya menjadi saksi bisu perjuangan guru dan siswa dalam menimba ilmu.
"Kami sudah bertahun-tahun mengajukan proposal, tetapi selalu saja tidak ada realisasi. Padahal, lihatlah kondisi kami, sangat membutuhkan," keluh seorang pengurus yayasan yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di lokasi, Jumat (10/10/2025).
Di balik ketertinggalan fasilitas, sekolah ini justru memegang peran strategis bagi masyarakat menengah ke bawah di pelosok Cugenang. Keberadaannya mampu menghemat ongkos transportasi dan menjadi jaminan keamanan bagi orang tua yang khawatir jika anaknya harus merantau jauh ke kota untuk bersekolah.
"Selain menghemat ongkos, faktor keamanan dan waktu tempuh juga jadi pertimbangan penting bagi para orang tua. Daripada anak harus ke kota, lebih dekat di sini, kami lebih tenang," ujar salah seorang wali murid.
Namun, kenyamanan psikologis itu tidak diimbangi dengan dukungan fasilitas yang memadai. Bantuan pemerintah dinilai masih kerap mengalir ke sekolah-sekolah besar yang sudah mapan, sementara sekolah kecil di pelosok seperti SMK Bina Karya Bangsa justru terus tertinggal.
"Saya setuju, sekolah kecil harusnya justru lebih dibantu agar bisa berkembang. Kalau lingkungannya nyaman dan rapih, anak-anak pasti lebih semangat belajarnya," tambah wali murid lainnya.
Harapan besar kini dititipkan masyarakat kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk turun langsung melihat kondisi sekolah mereka. Mereka yakin, dengan menyaksikan sendiri situasi di lapangan, sang pemimpin akan lebih memahami kebutuhan riil yang mereka hadapi.
"Cobalah Bapak Gubernur datang ke sini. Kami rindu kehadiran Bapak. Sekolah swasta juga punya kualitas dan kontribusi, jangan didiskriminasi. Banyak masyarakat kecil yang sangat terbantu dengan adanya sekolah ini," pintanya.
Mereka berharap, pemerataan pendidikan bukan hanya sekadar wacana atau janji manis di atas kertas, tetapi benar-benar dapat dirasakan hingga ke pelosok desa seperti Wangun Jaya. Nasib SMK Bina Karya Bangsa menjadi ujian nyata bagi komitmen pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, tanpa memandang status dan lokasi.
Najib